Kamis, 15 Oktober 2009

Perekonomian Masa Majapahit

Tidak diragukan lagi bahwa salah satu faktor yang mendorong kebesaran Majapahit adalah tumbuhnya perekonomian yang berbasis pada sektor pertanian yang produktif. Kondisi geografis daerah Trowulan yang terletak di pedalaman tidak hanya memiliki kesesuaian sebagai sebuah perkotaan, tetapi juga mengindikasikan sebagai sebuah perkotaan agraris. Untuk mendukung pertanian, dibangun pula beberapa infrastruktur untuk mengelola air di kawasan ini.

Berdasarkan bukti-bukti sejarah dan arkeologis dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonmi Majapahit didorong oleh kegiatan dan terbentuknya jejaring perniagaan baik lokal maupun regional. Dalam Ying-yai Sheng-lan disebut beberapa kota pelabuhan yang berada di bawah kekuasaan Majapahit yaitu: Tuban, Gresik, dan Surabaya. Pelabukan tersebut telah dikunjungi pedagang asing dari Arab, Persia, Turki, India, dan Cina. Pedagang Majapahit tidak hanya terbatas melakukan perdagangan di wilayahnya. Mereka juga pergi ke pulau-pulau lain seperti: Banda, Ternate, Ambon, Banjarmasin, Malaka, hingga kepulauan Filipina. Beberapa daerah tersebut tercatat dalam Kitab Negarakertagama dan termasuk kategori negeri yang menyerahkan upeti dalam sistem pertukaran Tributari. Pedagang Majapahit membawa beras dan hasil bumi yang dipertukarkan dengan barang lain seperti keramik, tekstil, dan rempah-rempah.
Bukti dari kegiatan perekonomian Majapahit tersebut dapat diamati dengan ditemukannya beberapa tinggalan arkeologis yang berasal dari luar seperti keramik porselen dari Cina, yang sebagian besar berasal dari Dinasti Song. Selain itu, ditemukan juga keramik Vietnam dan keramik Thailand. Sepertinya, barang-barang tersebut termasuk barang-barang yang digemari orang Majapahit.

Selain pertukaran barang (sistem Tributari), mata uang juga telah digunakan dalam transaksi jual beli. Jenis mata uang ini antara lain mata uang lokal seperti uang g
obong, dan uang ma dari perak atau emas. Kepeng Cina dari dinasti Tang, Song, Ming, dan Qing juga berlaku di Majapahit. Dalam transaksi jual beli, alat satuan ukur seperti timbangan dari terakota dan batu juga telah dikenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siap berkontribusi?